"SELAMAT JALAN BANG"

"SELAMAT JALAN BANG"
Bagai Buih Ombak terambing diluasnya laut.
Terhempas di putaran topan.
Seperti anak ayam,
Mereka meramaikan sesuatu yg tak kumengerti,
Meneriakkan. menghujat. Meng"aku"kan kebaikan diri.

Aku mengeras batu. Walau hatiku layu.
 Meleleh. Apa arti baik ketika tak ada buruk?
Arti indah ketika tak ada yg tak indah?
Bukankah kupu butuh jadi ulat dan kepompong untuk indah.
Mereka menyebutnya pidana.
Hatiku tersungkur, terisak, tersayat,
Kenapa Yang ku lihat hanya cinta diwajahnya.
Cemooh yg mereka lempar, rajaman yg mereka lebur,
Terbalas senyuman tanpa secerca dendam dan airmata.
Terngiang bait terakhirnya "abang selalu menyayangimu dik, kuatkan dirimu, ingatlah dik kaulah bidadari terindah untukku disurga."
Advertisement