PUISI PENDEK ISLAMI "SUBUH"

Bila hidup ini lucu, mestinya kamu tertawa bukan karena nasib orang orang lain, tapi nasibmu sendiri.

Sajakmu mewakili udara
Kuhirup tanpa jeda
Menyatu darah
Berdetak hingga pengujung nyawa.

Aku mulai kehabisan cara, dan mengharapmu aku seperti menjaring udara.
Do'aku mengudara. Mengembara ia, mencari do'amu yang senadaPerkataanmu mengobrak-abrik dada, mengusir semua udara, hingga sesaklah yang tersisa

Tak terasa malam tlah berganti subuh
Baru tersusun bait puisi ini
Tak bermakna dan sia sia..

Subuh, Iman bertanya pada Tuhan "apa bisa kau hilangkan dingin ini?".
Dan...
Tuhan tak mau menjawab.

Kabut subuh belum pergi, sayup kudengar ketukan alu di lumbung padi serta kokok ayam bersahutan menanti mentari

Hampir subuh, namun puisiku belum rampung untukmu. Tak pernah lelah kumenunggu, seribu rindu yang belum bertemu.

Dr lentera subuh mengumandangkan pilu yang bersarang di balik puisi malam yg kehilangan cerita.


Selamat pagi yang jauh. Ada rindu yang kutitip pada doa. Melewati azan subuh pukul lima.


Pada subuh yang dingin, kulangitkan doaku sebagai selimut penghangat untukmu, ibu..meski ragaku tak menjamahmu, tapi hatiku selalu memelukmu

di jelang subuh ini kan kuhantarkan sebait puisi
tanpa pinta tuk disukai
tanpa harap tuk dibenci
hanya lewat aksara aku hanya ingin berbagi


Advertisement